Monday, 25 May 2015

Politik yang Berkembang di Indonesia




Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia


Dari mulai pertama kali Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem demokrasi. Mulai dari masa demokrasi tahun 1945-1959 yang biasa dikenal sebagai sistem demokrasi liberal atau parlementer. Pada tahun 1959-1965 sistem demokrasi berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin atau lebih dikenal sebagai orde lama. Kemuddian tahun 1965-1998 sistem demokrasi Indonesia kembali berubah menjadi demokrasi pancasila atau biasa disebut masa orde baru. Tahun 1998-sekarang sistem demokrasi Indonesia masih mempertahankan sistem demokrasi pancasila, namun era ini disebut era reformasi. 
Perkembangan sistem demokrasi mempengaruhi stabilitas sistem politik. Hal ini menunjukkan tolak ukur apakah rezim yang berkuasa berhasil menjalankan pemerintahan atau gagal. Pada sistem demokrasi parlementer budaya politik yang berkembang adalah budaya politik partisipan. Hal ini didasari dengan tingginya partisipasi rakyat Indonesia terhadap negara Indonesia yang baru saja merdeka. Pada sistem demokrasi terpimpin corak budaya politik di Indonesia diwarnai dengan sifat primodialisme. Demokrasi pancasila menonjolkan gaya intelektual yang pragmatik. Era reformasi merupakan sistem demokrasi yang mengedepankan kekuasaan di kalangan elit politik. Hal ini membuat struktur politik demokrasi tidak berjalan dengan baik.

Bayu Ade M / XI IPA 4/ 06

KEBOBROKAN KEADAAN POLITIK INDONESIA


Elite politik dan elite polisi sudah tidak peduli lagi dengan Bangsa ini. Semakin jatuh dalam dosa dan dusta itu, akan semakin berontak batin rakyat kecil yang hampir putus asa menonton segala keanehan ini. Alangkah sudah rendahnya peradaban politik negara ini. Rasa muak ini terasa di mana-mana, di kota dan di pelosok, tetapi mengapa kita tidak juga sadar akan kemerosotan politik bangsa ini. Apakah akan kita biarkan bangsa ini meluncur terus ke jurang kebangkrutan moral dan kelumpuhan nurani para politisi ini?
Di kalangan elite politik, perdebatan tentang masalah-masalah besar yang mengelilingi negara ini, seperti patriotisme, nasionalisme, demokrasi, cengkeraman asing atas sumber-sumber daya dan ekonomi bangsa, dan nilai-nilai luhur Pancasila yang semakin tenggelam, sudah berada di luar perhatian mereka. Jika kecenderungan semacam ini tidak dihentikan sekarang dan untuk selama-lamanya, saya khawatir bahwa Indonesia yang indah ini memang sedang menggali kuburan masa depannya. Saat sekarang kesadaran kebangsaan rakyat kecil jauh lebih kuat dibandingkan para elitenya. Situasinya akan sangat kontras jika disandingkan dengan era pergerakan nasional di mana kaum elitelah yang selalu memberi pencerahan kebangsaan kepada rakyatnya.
Rata-rata politisi dari semua partai politik tidak mengenal Indonesia secara dalam dan luas .Apalagi sekarang banyak politisi yang berasal dari kalangan artis atau selebritis .Akibatnya, dalam merumuskan program partai tidak jarang mereka melompat dari sebuah kekosongan sejarah bangsanya. Dalam ungkapan lain, pengetahuan politisi tentang sejarah Indonesia amatlah minim, padahal, jika mereka mau membaca, sumber-sumber tentang kesejahteraan bangsa dan negara ini tidak sulit didapatkan. Apalagi di era informasi teknologi, semuanya menjadi mudah. Musuh utamanya adalah malas membaca, sehingga secara intelektual mereka tidak berkembang.
Untuk kedepannya, disarankan para elite politik  untuk lebih banyak membaca dan mengerti wawasan tentang Indonesia dan segala isinya sehingga wawasan keindonesiaan mereka tidak cetek seperti sekarang ini. Tanpa pengetahuan yang memadai tentang bangsa yang kini berpenduduk sekitar 250 juta ini, kegaduhan politik karena masalah-masalah kecil, seperti pertarungan Polri lawan KPK yang sudah seperti sandiwara boneka saja.

Jonathan Eko S/ XI IPA 4/ 15


Selamat Berkreasi

Berlangganan

AYO BERLANGGANAN ARTIKEL

Tuliskan Email Anda: